Sejarah World Book Day
Anda mengalami, setiap tanggal 23 April, tiba-tiba akun-akun medsos dari penerbit buku, toko buku, perpustakaan ataupun akun pribadi orang-orang pecinta buku secara bersamaan mengunggah gambar atau ucapan “Selamat Hari Buku Dunia” atau “Happy World Book Day” dan sebagainya? Yap. Benar, tanggal 23 April memang diperingati sebagai World Book Day yang dicanangkan oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization). Sebenarnya nama lengkap dari peringatan itu adalah WORLD BOOK AND COPYRIGHT DAY, hari Buku dan Hak Cipta sedunia.
Sejak kapan World Book Day diperingati?
Komisi perbukuan UNESCO mencanangkan perayaan WORLD BOOK and COPYRIGHT DAY pada tanggal 23 April sejak 1995. Dengan tujuan untuk mempromosikan kesenangan atas buku, pengetahuan dan budaya melalui penyebarluasan gagasan dan penghargaan atas hak kekayaan intelektual. Namun sebenarnya, jauh sebelum UNESCO mencanangkan World Book and Copyrigh Day pada tahun 1995, sudah ada yang memulai. Artinya, UNESCO hanya mendorongnya ke kancah internasional.
Adalah seorang penulis di Spanyol bernama Vicente Clavel Andrés yang berinisiatif memperingati hari kelahiran seorang penulis legendaris abad XVI bernama Miguel de Cervantes. Miguel adalah penulis berkebangsaan Spanyol yang menghasilkan banyak karya legendaris dan dianggap sebagai cikal bakal perkembangan novel modern. Salah satu karya Miguel yang masih dibaca hingga sekarang di seluruh belahan dunia adalah Don Quixote. Vicente menyelenggarakan peringatan ini pada tanggal 7 Oktober yang diyakini sebagai tanggal kelahiran Miguel de Cervantes.
Sementara itu, di wilayah eropa meliputi Inggris, Irlandia dan Spanyol, dan wilayah dominasi Katolik lainnya ada peringatan hari bernama Saint George Day, yaitu hari memperingati Santo Georges, seorang santo dalam keyakinan agama Kristiani. Di hari Saint George ini, masyarakat bertukar kado kepada orang-orang yang dicintainya. Di beberapa tempat terutama Inggris dan Irlania, orang-orang seringkali memberikan buku sebagai hadiah di hari Saint George ini. St Georde Day umumnya dirayakan pada 23 April, namun di wilayah Inggris biasanya digeser beberapa hari karena otoritas gereja Inggris melarang perayaan santo yang berada di antara Minggu Palm dan Paskah.
Melanjutkan inisiatif Vicente, UNESCO kemudian mencanangkan WORLD BOOK AND COPYRIGHT DAY pada tanggal 23 April karena keistimewaan tanggal ini. Ya. Setidaknya tanggal ini terkait dengan tiga nama utama dalam dunia kepenulisan, terutama dua maestro kelas dunia Miguel de Cervantes dari Spanyol, Inca Garcilaso de La Vega (lahir di Peru dan meninggal di Spanyol) dan William Shakespeare dari Inggris. Ketiganya meninggal di tanggal yang sama, 23 April 1616. Namun ada keunikan pada tanggal ini bagi kedua penulis. Sebenarnya, Shakespeare meninggal sekitar 10 hari sesudah Cervantes dan Inca, namun tanggalnya sama. Karena ketika itu Spanyol menggunakan sistem kalender Gregorian sementara Inggris menggunakan Kalender Julian.
Nah, Sejak 1995, UNESCO mengkampanyekan perayaan Hari Buku dan Hak Cipta ini ke seluruh dunia. Hingga kini tak kurang dari 100 negara yang turut andil menyelenggarakan berbagai acara berbeda namun tujuannya sama. Di Indonesia, biasaya perayaan hari buku diselenggarakan di Jakarta dan Surabaya, juga di beberapa kota lain oleh pihak-pihak baik organisasi maupun perusahaan perbukuan yang bisa dikatakan tidak saling bekerjasama namun menyuarakan tujuan yang sama, mempromosikan kecintaan pada buku dan penghargaan pada karya intelektual demi pengembangan masyarakat. Di beberapa wilayah yang didominasi Katolik seperti Inggris dan Amerika Serikat, perayaan biasanya digeser ke tanggal 25 April atau sesudahnya agar tidak bertabrakan dengan perayaan Hari Paskah.