Tips Menulis Dengan Praktis
[dicopy dari status facebook Ari Kinoysan Wulandari atas seijin yang bersangkutan]
Ada yang bertanya apa saja yang saya lakukan agar bisa menulis. Ini adalah hal yang saya lakukan sejak awal saya ingin menulis.
1. Kalau sudah punya niat menulis atau jadi penulis, mulailah dengan belajar bagaimana cara menulis.
Anda bisa membaca buku panduan penulisan, mengikuti kelas, workshop, belajar dari ahlinya, menghadiri temu penulis, bergabung di komunitas yang sesuai, dll.
2. Praktikkan apa yang telah anda pelajari.
Tidak ada rahasia dalam menulis, kecuali berlatih dan terus menulis setiap hari, sesedikit apapun yang ditulisnya.
3. Terus belajar.
Selalu ada ruang untuk perbaikan. Selalu ada waktu untuk menulis lebih baik. Sampai sekarang pun saya masih “magang” pada para penulis ahli, belajar dari produser, berdiskusi dengan editor atau penulis lain; dan bahkan untuk hal-hal yang bersifat ilmiah, seperti jurnal, tesis, disertasi; saya pun harus dibimbing dan didampingi oleh dosen pembimbing.
4. Jangan takut untuk bertanya.
Apabila berada di dalam satu forum tentang penulisan, bertanyalah hal yang ingin anda ketahui, catat, dan terapkan. Malu bertanya sesat di jalan, banyak bertanya tak jalan-jalan. Artinya, berimbanglah. Setiap bertanya dan dijawab, praktikkan. Jangan tanya terus, tapi anda tak pernah menulis.
5. Terlibat dalam kegiatan atau hal-hal yang menyenangkan bagi anda.
Ini akan memberi masukan energi yang luar biasa untuk menulis. Apa saja bidangnya, itu hak anda karena anda yang paling tahu apa yang anda senangi.
6. Menulislah setiap hari, tak peduli sesedikit apa yang anda tulis.
Atau kalau pun hanya sempat menulis 10 menit, lakukanlah. Menulis itu keterampilan. Seperti yang kita tahu, keterampilan itu hanya bisa dimiliki kalau rajin berlatih dengan rutin dan disiplin.
7. Bawa alat untuk “merekam ide” ke manapun.
Anda boleh memilih dari yang sederhana, buku dan bolpoin, hingga alat elektronik canggih yang bisa dibawa ke mana-mana. Ide bisa muncul di mana saja. Jadi anda harus “mengamankannya” dengan menyimpan dan merekam. Karena ingatan manusia sangat “lemah” untuk menyimpan segudang memori.
8. Saat writers block, sungguh menyenangkan kalau kita mendapatkan suntikan energi dari orang lain.
Lakukan sesuatu yang tidak berhubungan dengan naskah. Lebih bagus kalau itu dilakukan dengan orang lain. Tersenyum, tertawa, gembira, bahagia, adalah energi yang baik untuk menulis dengan cerdas.
9. Membangun perpustakaan pribadi.
Menulis tentu saja harus membaca. Referensi adalah hal penting. Sekarang jauh lebih mudah karena banyak buku digital yang bisa disimpan praktis, dan tidak menghabiskan banyak tempat. Namun tak ada salahnya menyimpan buku-buku penting dalam bentuk cetak.
10. Berdoa dan jangan mudah menyerah.
Menjadi penulis, sering tidak mulus jalannya. Yach, nikmati saja. Pada akhirnya, ketika kita sudah jadi penulis, sebenarnya yang menyenangkan adalah proses dan perjuangannya. Jangan tergoda untuk menjadi “instant” karena yang instant umumnya tidak baik.
Ari Kinoysan Wulandari